Senin, 29 Juni 2015

PASIEN HEMIPARESE DEXTRA + HT BERAT
A.     SUBJECT
Nama Pasien         : Ny. Hj. MASYITAH
Umur                    : 77 tahun 5 bulan
Tanggal Masuk      : 18 Maret 2015
Tanggal Keluar      : 21 Maret 2015
Diagnosis Masuk   : Hemiparese Dextra + HT Berat
RPT                       : dirasakan sejak ± 1 minggu tiba-tiba, pusing (-), mual/muntah (-/-)
Pemeriksaan Fisik (BPS)
1.      Mental Stage
a.       Orientasi   : kurang
b.      Intelegensi : kurang
c.       Affektifitas            : kurang
2.      Pemeriksaan Internis
a.       Kesan         :
b.      Kesadaran  : CM

B.     OBJECT
Tekanan Darah     : 190/100
Nadi                      : 88x/”
Suhu                      : 360C
Hasil Lab yang tidak normal
MCHC      = 36.3 g/dl (Normal = 31.0 – 35.0)

CT Scan Kepala :
a.       Tampak lesi – lesi hipodens pada ganglia basalis kanan dan kiri.
b.      Tidak tampak tanda – tanda pendarahan.
c.       Sistem ventrikel relative besar.
d.      Midline shift (-).
e.       Gyrus cerebri biasa.
Kesan : INFARK CREBRI BIILATERAL.

C.     ASSESMENT
1.      Hemiparese dimana dirasakan badan terasa lemah sejak ± 1 minggu dan tiba-tiba .
2.      HT Berat

D.    PLANNING
1.      Tujuan Terapi
a.       Mengobati gangguan mobilitas fisik pasien.
b.      Mengobati HT berat pasien.
c.       Meningkatkan kualitas hidup pasien
2.      Sasaran Terapi
a.       Meningkatkan mobilitas pasien secara bertahap.
b.      Mengobati/menurunkan tekanan darah pasien.
3.      Strategi Terapi
a.       Terapi Non Farmakologi
1)      Mempertahankan tirah baring pasien pada posisi semi fowler sampai tekanan darah dipertahankan pada tingkat yang dapat diterima.
2)      Mengubah pola hidup (contoh : tidak merokok atau mengonsumsi nikotin).
3)      Memberikan posisi tidur yang tepat dan benar bagi pasien.
b.      Terapi Farmakologi
Nama Obat
Dosis
Tanggal
18/03/2015
19/03/2015
20/03/2015
21/03/2015
Cervax inj.
1 g/12 jam
ü   
ü   
ü   
Sblm plng
Lanabal amp.
2 x 1
ü   
ü   
ü   
s.d.a.
Notrotam amp.
3 x 1
-
ü   
ü   
s.d.a.
Lancolin 500 amp.
2 x 1
-
ü   
ü   
s.d.a.
Neurochole
2 x 1
-
ü   
-
-
Plasmin
3 x 1
ü   
ü   
-
Sblm plng
Clopidogrel
2 x 1
-
ü   
-
s.d.a.

c.       Identifikasi dan Kerasionalan Obat
1)      Cervas (Global Multi Pharmalab) (Hal. 337 ISO Vol. 47).
Komposisi        : Pirasetam 1 g/5 ml inj.
Indikasi            : Gangguan reaksi psikomotor, alkoholik kronis, pengobatan infark
  cerebral.
Dosis                : 1 g IM atau IV sehari 3x.
Kerasionalan   : Tepat obat, namun tidak tepat dosis dimana diatas sehari 2x dan
  dosis asli sehari 3x, namun dokter mungkin memeiliki alas an
  tersendiri untuk memberikannya.


2)      Lanabal (Landson) (Hal. 534 ISO Vol. 47)
Komposisi        : Mekobalamin 500 mcg
Indikasi            : Untuk terapi neuropati perifer.

3)      Notrotam (Landson) (Hal. 339 ISO Vol. 47)
Komposisi        : Pirasetam 200 mg/ml injeksi.
Indikasi            : Pengobatan infark serebral.
Dosis                : 3 x 1 gram IV/IM

4)      Lancolin 500 (Landson) (Hal. 333 ISO Vol. 47)
Komposisi        : Sitikolin 500 mg/4 ml.
Indikasi            : Kondisis akt pada kehilangan kesadaran akibat trauma kepala atau
  operasi otak, kondisi kronis pasca hemiplegia apoplektik, gangguan
  serebrovaskular termasuk stroke iskemik, suplemen untuk
  menangani penurunan kognitif pada lansia
Dosis                : Kondisi akut biasanya sehari 1 – 2 kali 250 – 500 mg, secara drip
  intravena atau intramuscular.
Kerasionalan   : tepat pengobatan dimana pasien mengalami lemah pada bagian
  kanan.

5)      Neurochol (Landson) (Hal. 586 ISO Vol. 47)
Komposisi        : Lesitin murni 500 mg, d-alfa tokoferol 10 mg
Indikasi            : Meningkatkan metabolism sel – sel neuron; meningkatkan kadar
  neurotransmitter.
Dosis                : sehari 1 – 3 kapsul
Kerasionalan   : tepat obat, tepat dosis.

6)      Plasmin (Landson) (Hal. 231 ISO Vol. 47)
Komposisi        : Collagenase, profibrinolsin activator.
Indikasi            : Pencegahan dan pengobatan untuk penyakit vascular yang disertai
  penyumpatan seperti infark serebral, emboli dsb.
Dosis                : Sehari 3 x 2 – 3 kapsul.
Kerasionalan   : Tepat obat dimana pasien mengalami infark cerebri, namun tidak
  tepat dosis.

7)      Clopidogrel
Komposisi        : Clopidogrel 75 mg
Indikasi            : Mengurangi terjadinya aterosklerosis (infrak miokardial, stroke,
  dan kematian vaskuler) pada pasien dengan aterosklerosis
  terdokumentasi oleh stroke yang baru terjadi, infark miokardial,
  atau penyakit arteri perifer yang telah pasti.
Dosis                : Sehari 1x
Kerasionalan   : Tepat indikasi dimana diberikan pada hari kedua pada saat pasien
  masih merasa lemah pada bagian kanannya. Namun, tidak tepat
  dosis dimana dalam hal ini seharusnya 1 dd I.



TEMPO.COJakarta - Ada kabar baik untuk penyakit TB alias tuberkulosis. Melalui surat elektronik yang dikirim kepada Tempo, Jumat, 30 Januari 2015, Prof dr Tjandra Yoga Aditama mengabarkan obat MDR TB dan diagnosis baru TB. (Baca:Tuberkulosis Tak Sembuh, Bisa Jadi AIDS)

Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan atau Balitbangkes Departemen Kesehatan Republik Indonesia, MDR TB alias multi-drug resistance TB adalah ‎tuberkulosis yang resisten atau sudah kebal pada obat yang kini biasa digunakan.

Dengan demikian, kata Tjandra, diperlukan obat baru lantaran selama ini obat-obatan yang digunakan untuk MDR TB tidak sepenuhnya ampuh. (Baca: Mamalia Laut Bawa Tuberkulosis ke Amerika)

"Kini Jepang sudah membuat satu obat TB baru bernama Delamanide, yang sejauh ini sudah melalui penelitian yang terbukti cukup baik dan ampuh untuk meningkatkan konversi kultur sputum sebesar 50 persen," kata Tjandra.

Selain itu, Tjandra menerangkan bahwa obat terbaru ini juga bisa menurunkan kematian hingga 75 persen. Rencananya, di Indonesia akan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk obat ini supaya bisa dipakai di sini.

Menurut dia, obat Delamanide ini tergolong nitroimidazole yang bekerja menghambatmycolic acid sehingga tidak ada resistensi silang dengan obat anti-TB yang lain. "Obat ini sudah masuk dalam panduan di WHO sejak Oktober 2014," kata Tjandra.

Selain obat untuk MDR TB, Tjandra juga menyebutkan bahwa Jepang sudah menerapkan produksi cara diagnosis TB terbaru bernama LAM atau lipoarabinoman. (Baca: Indonesia Tertinggal dalam Penanganan Tuberkulosis)

"Kelebihan teknik ini adalah afinitas tinggi untuk diagnosis dan monitor pengobatan. Kemudian ‎tidak ada reaktivitas silang, jadi cukup sensitif," katanya.

Selanjutnya, Tjandra menerangkan bahwa teknik ini menggunakan bahan contoh sputum, bukan darah, sehingga hasilnya mudah didapat hanya dalam sehari. Menurut Tjandra, saat ini Indonesia sedang melakukan penelitian tentang LAM. (Baca: TBC Jadi Penyakit Mematikan Setelah AIDS) 

Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2015/01/31/060638940/Ini-Obat-Terbaru-Penyakit-Tuberkulosis
TUGAS INDIVIDU 2
TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL


OLEH
RAHMA IRIANI ASLAM
70100112025
FARMASI A1

JURUSAN FARMASI – FKIK
UIN ALAUDDIN MAKASSAR

SAMATA – GOWA
2015



1.    Daftar bahan pengisotonis dan penentuan titik bekunya serta jumlah (ml) bahan pengisotonis yang dibutuhkan dari sediaan
Jawaban :
Data Larutan Pengisotonis
Ekivalen Natrium Korida
Note : The water of crystallization in each salt corresponds to the official form, unless otherwise specified.
Alum, Kalium …………………. 0.19
Alypin …………………………. 0.18
Amonium klorida …. …………..1.13
Amphetamin sulfat ……………..0.20
Antipyrine ……………………...0.17
Apothesine hydrochloride* …….0.19
Atropin sulfat ………………….. 0.14
Bensil alcohol* ……………….. 0.30
Asam borat …………………….0.55
Butacaine sulfate* ……………..0.10
Caffeine………………………...0.13
Calcium chloride (no H2O) …….0.73
Calcium gluconate………………0.14
Calcium lactate …………………0.21
Camphor* ………………………0.21
Chlorobutanol …………………..0.18
Cocaine hydrochloride …………0.19
Cupric sulfate …………………..0.15
Dextrose ………………………..0.16
Dibucaine hydrochloride* ……..0.15
Diothane hydrochloride* ………0.13
Emetine hydrochloride …………0.14
Ephedrine hydrochloride ……….0.28
Ephedrine sulfate ……………….0.19
Epinephrine hydrochloride*……..0.26
Ethylhydrocupreine hydrochloride*0.15
Ethylmorphine hydrochloride ……0.16
Eucatropine hydrochloride* ……..0.18
Fluorescein sodium* ……………..0.19
Glycerin …………………………..0.35
Homatropine hydrobromide ….…0.19
Iodophtalein sodium ……………0.12
Lactose …………………………0.11
Larocaine hydrochloride* ……..0.18
Magnesium chloride (6H2O) …..0.42
Magnesium sulfate ……………..0.20
Menthol* ………………………..0.21
Mercuric cyanide (no H2O) ……..0.14
Mercuric succinimide ……………0.14
Mercury bichloride ……………….0.12
Methenamine …………………….0.24
Metycaine hydrochloride* ………0.20
Mild silver protein ………………0.19
Morphine hydrochloride* ……….0.15
Morphine sulfate ………………..0.12
Phenacaine hydrochloride* ……..0.16
Phenobarbital sodium …………..0.27
Phenol ……………………………0.35
Phenylephrine hydrochloride* …..0.28
Physostigmine salicylate ………..0.19
Physostigmine sulfate* …………..0.12
Pilocarpine hydrochloride ………. 0.22
Pilocarpine nitrate* ……………….0.21
Potassium biphospate* ……………0.40
Potassium chloride ………………..0.84
Potassium iodide …………………0.38
Potassium nitrate …………………0.60
Procaine hydrochloride …………..0.24
Propadrine* ……………………….0.31
Quinine hydrochloride …………  0.16
Quinine and urea hydrochloride … 0.26
Scopolamine hydrobromide* ……. 0.13
Scopolamine hydrochloride* ……. 0.15
Silver nitrate ………………………0.39
Sodium benzoate ……………….0.45
Sodium bicarbonate ……………..0.69
Sodium biphospate ………………0.45
Sodium borate ……………………0.43
Sodium bromide …………………0.62
Sodium cacodylate ……………….0.30
Sodium carbonate* ……………….0.68
Sodium chloride …………………..1.00
Sodium citrate ……………………0.32
Sodium hypophospite* ………….0.54
Sodium iodide …………………..0.38
Sodium lactate* …………………0.52
Sodium nitrate (no H2O) ……….0.62
Sodium phosphate* …………… 0.27
Sodium salycilate ……………….0.40
Sodium sulfate …………………. 0.28
Sodium sulfite* ………………… 0.58
Sodium thiosulfate …………….. 0.31
Strong protein silver ………….. 0.04
Sucrose ………………………... 0.10
Sulfadiazine sodium* …………… 0,21
Sulfanilamide* ………………… 0.20
Sulfapyridine sodium* ……….. 0.20
Sulfathiazole sodium, sesquhydrate 0.19
Syntropan* ……………………… 0.14
Tannic acid …………………….. 0.03
Tetracaine hydrochloride* …….. 0.19
Tutocaine hydrochloride* …….. 0.20
Urea ……………………………. 0.54
Zinc chloride* ………………… 0.60
Zinc phenolsulfonate* ………. 0.15
Zinc sulfate …………………. 0.15
Konsentrasi Natrium Klorida untuk larutan ydrochl adalah 0.9 % atau 0.27 Gm, per 90 ml, atau 4.1 grains per fl. oz.
*Data diatas oleh Brecht (Isotonic solutions, Merck Report, 54, 15 (1945)) tanpa tanda, dihitung berdasarkan data penentuan titik beku oleh Husa dan Rossi; dengan tanda diambil dari Wells.


Tabel Volume air untuk isotonisitas
Obat (1 g)
Volume Larutan Isotonis (ml)
Atropine sulfate
Chlorobutanol (hydrous)
Cocaine hydrochloride
Colistimethate sodium
Ephedrine sulfate
Ephinefrine bitartrate
Eucatropine hydrochloride
Fluorescein sodium
Homatropine hydrobromide
Neomycin sulfate
Penicillin G potassium
Phenylephrine ydrochloride
Physostigmine salycilate
Physostigmine sulfate
Pilocarpine hydrochloride
Pilocarpine nitrate
Polymyxin B sulfate
Procaine hydrochloride
Proparacaine hydrochloride
Scopolamine hydrobromide
Silver nitrate
Sodium bicarbonate
Sodium biphospate
Sodium borate
Streptomycin sulfate
Sodium phosphate (dibasic, heptahydrate)
Sulfacetamide sodium
Sulfadiazine sodium
Tetracaine hydrochloride
Tetracycline hydrochloride
Zinc sulfate
14.3
26.7
17.7
16.7
25.7
20.0
20.0
34.3
19.0
12.3
20.0
35.7
17.7
14.3
26.7
25.7
10.0
23.3
17.6
13.3
36.7
72.3
44.3
46.7
7.7
32.3
25.7
26.7
20.9
15.7
16.7
*The United State Pharmacopeia, Nineteenth Revision,Easton, Pa., Mack Publishing Company, 1975

Penentuan Titik Beku dari Larutan Encer
Dibawah ini adalah beberapa PTB dari beberapa larutan encer yang terdapat di Scoville’s The Art of Compounding. 1957 : 159-161
Bahan
Konsentrasi (%)
Penentuan Titik Beku (oC)
Ascorbic acid

Caffeine
Codeine Hydrochlorida
Glycerin
Lidocaine Hydrochloride
Nicotinamide
Nicotinic Acid
Potassium citrate
Sodium benzoate
Sodium bicarbonate

Sodium borate
1
5.05
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1.4
1
2.6
0.28
0.52
0.075
0.087
0.18
0.13
0.15
0,144
0.182
0.23
0.38
0.52
0.24
0.52








2.    Berdasarkan disosiasi, berapa tambahan pengisotonis pada sediaan dan perhitungannya.
Jawaban :
Berdasarkan materi yang tertera pada buku Scoville’s The Art of Compounding menyatakan bahwa, rumus untuk metode berdasarkan factor disosiasi, yaitu :
Untuk menghitung larutan isotonik dengan metode ini, prosedur yang dibutuhkan:
1.      Menghitung factor serum isotonic untuk Natrium Klorida
2.      Menghitung factor serum isotonic dari dosis obat.
3.      Mengurangi factor serum isotonic dosis obat dari 0,031, factor natrium klorida dibutuhkan untuk penambahan pada pembuatan larutan isotonic dihitung.
4.      Perhitungan jumlah Natrium Klorida yang dibutuhkan untuk membuat 100 mL larutan isotonic.
Pengaplikasian prosedur di atas, yaitu :
1.      Penyiapan 100 mL dari 1 % larutan prokain klorida dan membuatnya isotonic dengan natrium klorida untuk injeksi.
Persentase konsentrasi larutan                                      = 1
Faktor disosiasi dari prokain hidroklorida (2 ion)        = 2
Berat molekul prokain hidroklorida                             = 272,77
Kemudian dihitung :
Faktor 0031 – 0,0073 = 0,0237 (factor diferensial)
Kemudian jumlah gram Natrium Klorida yang dibutuhkan untuk membuat larutan 1 % prokain hidroklorida isotonis adalah
2.      Penyiapan 1 % larutan kokain hidroklorida dan membuatnya isotonic untuk penggunaan injeksi.
Persentase konsentrasi larutan                                      = 1
Faktor disosiasi Kokain Hidroklorida (2 ion)              = 2
Berat molekul                                                               = 339,8
Kemudian dihitung,
Faktor 0,031 – 0,006 = 0,025 (factor diferensial)
Dan Natrium Klorida yang dibutuhkan untuk membuat larutan isotonis adalah

3.    Buatlah dapar fosfat pH yang mana pH sesuai akhir NIM mahasiswa -> pH dapar 5 (NIM 70100112025)
Jawaban :
Cara pembuatan dapar pH 5 menurut Farmakope Indonesia Edisi III. 1979. Halaman 754 :
Dapar etalat netral pH 5,0 dibuat dengan mencampur 50,0 ml kalium biftalat 0,2 M dengan 22,6 ml Natrium Hidroksida 0,2 N dan diencerkan dengan air bebas karbondioksida P secukupnya hingga 200,0 ml.

Sedangkan cara pembuatan Dapar Fosfat dengan pH 5,8 berdasarkan FI III Halaman 755 :

Dibuat dengan mencampur 50,0 ml Kalium dihidrogen fosfat 0,2 M dengan 3,6 mL Natrium Hidroksida 0,2 N dan diencerkan dengan air bebas karbondioksida P secukupnya hingga 200,0 mL
Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Advertisement

Popular

POPULAR POSTS

Popular Posts

Recent Posts

Facebook Google Plus Instagram Youtube Channel

Text Widget