MAKALAH KIMIA ANALISIS FARMASI
ANALISIS
GRAVIMETRI
OLEH
NAMA : RAHMA IRIANI ASLAM
NIM :
70100112025
KELAS : FARMASI A
JURUSAN FARMASI – FIKES
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA-GOWA
2013
KATA
PENGANTAR
Assalamu
Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah, puji dan puja penulis
haturkan kehadiran Allah SWT. Atas Rahmat dan Anugerah serta Hidayah-Nya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam
senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. Sebagai Uswatun
Hasanah bagi manusia.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, meskipun penulis
telah mendayagunakan kemampuan semaksimal mungkin untuk menjadikan makalah ini
berbobot ilmiah sekalipun dalam kategori sederhana. Keterbatasan potensi ilmu
dan waktu yang penulis miliki menyebabkan adanya kekurangan dan kesalahan yang
tidak disadari baik menyangkut materi penyusunan maupun pembahasannya. Oleh
karena itu, dengan penuh kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritikan
yang sifatnya membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada orangtua penulis, dosen mata
kuliah, dan pihak-pihak yang membantu dalm penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat beguna
bagi semua pihak yang membacanya dan terutama bagi penulis dan dunia pendidikan
pada umumnya.
Wasalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
Makassar, Mei 2013
Penulis,
Rahma
Iriani Aslam
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
BAB
II PEMBAHASAN
BAB
III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kimia
analisis adalah salah satu bagian dari ilmu kimia yang membahas masalah
pengenalan bentuk dan keadaan zat.Kimia analisis terbagi menjadi dua aspek
yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.Analisis kualitatif adalah
suatu kegiatan yang bertujuan mengetahui jenis/identitas.Sedangkan analisis
kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah dan komposisi zat. Pada analisis
kuantitatif terdapat sub pembahasan salah satunya yaitu titrasi, terdapat
beberapa bagian titrasi yaitu titrasi volumetric, titrasi pengendapan, titrasi
reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri dan titrasi asam basa. Pada makalah
ini membahas tentang titrasi kompleksometri.Dalam makalah ini membahas
gravimetri adalah penetapan kadar yang dilakukan dengan cara mengisolasi atau
memurnikan zat yang hendak ditentukan secara kuantitatif kemudian hasil isolasi
atau hasil pemurnian senyawa yang telah diketahui rumus kimianya tersebut
ditimbang dengan seksama.
Analisis gravimetri
adalah analisis kimia secara kuantitatif berdasarkan proses pemisahan dan
penimbangan suatu unsur atau senyawa tertentu dalam bentuk yang semurni
mungkin.
Selain karena tuntutan
kurikulum, analisis gravimetri ini juga sangat penting dalam dunia kefarmasian,
maka dari itu penulis membuat makalah yang berjudul “Analisis Gravimetri” ini.
B. Rumusan
Masalah
a.
Jelaskan
teori pembentukan dan sifat-sifat pengendapan !
b.
Jelaskan
tentang kemurnian endapan !
c.
Jelaskan
tentang pemisahan endapan !
d.
Jelaskan
tentang pengeringan dan pemijaran !
C. Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini, yaitu mahasiswa
akan dapat menentukan suatu senyawa dengan menggunakan metode analisis
gravitmetri.
D. Manfaat
a.
Kita
dapata mengetahui tentang teori pembentukan dan sifat-sifat endapan.
b.
Kita
dapat mengetahui tentang kemurnian endapan.
c.
Kita
dapat mengetahui tentang pemisahan endapan.
d.
Kita
dapat mengetahui tentang pengeringan dan pemijaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori
Pembentukan dan Sifat-Sifat Endapan
Analisis
gravimetri adalah analisis kimia secara kuantitatif berdasarkan proses
pemisahan dan penimbangan suatu unsur atau senyawa tertentu dalam bentuk yang
semurni mungkin.
Gravimetri
adalah penetapan kadar yang dilakukan dengan cara mengisolasi atau memurnikan
zat yang hendak ditentukan secara kuantitatif kemudian hasil isolasi atau hasil
pemurnian senyawa yang telah diketahui rumus kimianya tersebut ditimbang dengan
seksama. Analisis gravimetri adalah analisis kimia secara kuantitatif
berdasarkan proses pemisahan dan penimbangan suatu unsur atau senyawa tertentu
dalam bentuk yang semurni mungkin.Metode gravimetri untuk analisa kuantitatif
didasarkan pada stokiometri reaksi pengendapan, Agar penetapan kuantitas analit
dalam metode gravimetri mencapai hasil yang mendekati nilaisebenarnya, harus
dipenuhi 2 kriteria :
1)
Proses pemisahan atau pengendapan analit dari komponen lainnya berlangsung
sempurna.
2)
Endapan analit yang dihasilkan diketahui dengan tepat komposisinya dan memiliki
tingkat kemurnian yang tinggi, tidak bercampur dengan zat pengotor.
Dalam hal ini, endapan dapat terbentuk jika Dengan
penambahan reagen sedikit berlebih hingga pengendapan sempurna.Endapan yang
terbentuk disaring, dicuci, dikeringkan kemudian ditimbang. Proses pengendapan
yang baik akan menghasilkan endapan yang besar dan murni sehingga mudah
disaring. Tahapan pengendapan yang baik adalah sebagai berikut:
1. Pengendapan
dilakukan saat pelarut atau larutan masih panas.
2. Larutan
zat dan reagen dibuat sender mungkin, dan dicampur dengan pengadukan konstan.
3. Pendinginan
(membiarkan larutan kontak dengan larutan induknya) : aging pada temperature
kamar atau digestion pada temperature tinggi. Setelah terbentuk endapan, edapan
dibiarkan terlebih dahulu agar terjadi hubungan dengan larutan induknya.
4. Pengendapan
kembali untuk meningkatkan kemurnian endapan (jika memungkinkan).
Suatu endapan gravimetri, haruslah endapan yang :
1. Sempurna
Maksudnya semua ion yang diendapkan harus habis bereaksi dengan
pereaksinya. Untuk ini diperlukan pereaksi yang sedikit berlebih agar Ksp suatu
senyawa juga mempengaruhi kesempurnaan endapannya.Semakin kecil Ksp suatu
senyawa,semakin mudah diendapkan senyawa tersebut.
2. Murni
Yakni reaksi endapan itu harus bersih,tidak mengandung ion-ion atau
molekul-molekul yang lain yang disebut pengotor.
3. Susunannya
tertentu dan pasti
Ialah suatu endapan gravimetric haruslah diketahui susunannya dengan
pasti,yakni mempunyai rumus molekul tertentu baik sebelum maupun sesudah
dipanaskan atau dipijarkan.
Sebagai contoh ialah endapan Fe(OH)3 senyawa ini mempunyai
susunan tetap dan tertentu, namun sebagai endapan selalu berbentuk hidroksida
yang berarti kristal Fe(OH)3nH2O.Jelas bahwa jumlah
molekul H2O yang tidak tentu yaitu n .Endapan ini kalau hanya
dikeringkan saja akan berakibat terjadinya kesalahan.Namun bila dipijarkan pada
suhu 1000oC akan d diubah menjadi Fe2O2 yang rumus molekulnya
pasti.
B. Kemurnian
Endapan
Endapan murni adalah endapan yang bersih, artinya tidak mengandung
molekul-molekul lain (zat-zat lain yang biasanya disebut pengotor atau
kontaminan). Pengotor oleh zat-zat lain mudah terjadi, karena endapan timbul
dari larutan yang berisi macam-macam zat. Sedangkan endapan kasar adalah
endapan yang butir- butirnya tidak kecil, halus melainkan besar. Hal penting
untuk kelancaran penyaringan dan pencucian endapan. Adapun tujuan dari
pencucian endapan adalah untuk menyingkirkan kotoran yang teradsorpsi pada
permukaan endapan maupun yang terbawa secara mekanis (Harjadi, 1993).
Endapan yang telah terjadi akan mengandung zat-za
pengatur dan itu akan bergabtung pada sifat endapan dan pada kondisi kondisi
dimana endapan itu terjadi, yang menyebabkan terjadinya kontraminasi dapat
terjadi karena adsorpsi pada permukaan kristal yang berbeda dengan larutan, dan
jika luas permukaannya besar maka juml zat yang terdsopsi bertambah banyak.
Kopresipitasi juga dapat terjadi secara oklusi yaitu zat-zat asing masuk
kedalam kristal pada proses pertumbuhan kristal.
Bila proses pertumbuhan kristal lambat, maka zat
pengatur akan larut dan kristal yang terjadi lebih besar dan murni.
Kopresipitasi tidak dapat dihilangkan dengan pencucian dan untuk mengatasinya
dengan endapan itu di larutkan kembali dan kemudian di endapakan kembali dank
arena ion yang berkontaminasi sekarang konsentrasinya lebih rendah, sehingga
endapan lebih murni. Postpresipitasi yaitu terjadinya endapan kedua pada
permukaan endapan pertama. Hal ini terjadi dengan campuran garam yang sukar
larut. Untuk
mendapatkan endapan yang besar dan murni, biasanya endapan di degrasi
(didegest) atau dimatangkan yaitu dengan endapan dibiarkan kontak dengan
larutan induknya selama beberapa jam pada temperature 60-70oC.
C. Pemisahan
Endapan
Dalam melakukan pemisahan endapan, kita harus
mengetahui teknik-teknik
pemisahan endapan itu sendiri. Adapun tehnik-tehnik pemisahan endapan, yaitu:
1.
Penyaringan (Filtrasi)
Filtrasi
adalah operasi dimana campuran yang heterogen antara fluida dan partikel-partikel
padatan dipisahkan oleh media filter yang meloloskan fluida tetapi menahan
partikel-partikel padatan.
Hal yang paling utama
dalam filtrasi adalah mengalirkan fluida melalui media berpori.Filtrasi dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
-
Pemisahan kertas saring
tanpa tekanan (sangat cocok untuk campuran heterogen dimana jumlah cairannya
lebih besar dibandingkan partikel zat padatnya)
Cara: Kertas saring kita
potong melingkar jika masih bentuk lembaran empat persegi panjang atau persegi,
jika telah berbentuk lingkaran lipat dua, sebanyak tiga atau empat kali.
Selanjutnya buka dan letakkan dalam corong pisah sehingga tepat melekat dengan
corong pisah. Tuangkan campuran heterogen yang akan dipisahkan, sedikit demi
sedikit, kira-kira banyaknya campuran tersebut adalah sepertiga dari tinggi
kertas. Lakukan berulang-ulang, sehingga kita dapat memisahkan partikel padat
dengan cairannya.
-
pemisahan dengan pompa
vakum (sangat cocok dilakukan, jika jumlah partikel padatnya lebih besar
dibandingkan dengan cairannya).
2.
Sedimentasi
Sedimentasi merupakan
pemisahan padatan dari suatu suspense dengan cara mendiamkan. Pemisahan ini
berdasarkan perbedaan berat partikel dalam suspensi.
Cara paling mudah adalah
dengan membiarkan padatan mengendap dengan sendirinya karena pengaruh
gravitasi. Setelah pengendapan dirasa sempurna, air yang jernih dapat
dipisahkan dari endapan yang tersuspensi di dasar bak pelarut. Kecepatan
pengendapan dapat dipengeruhi oleh berat jenis, viskositas serta bentuk dan
ukuran partikel. Contoh pemisahan lumpur dari air sungai pada proses pengolahan
air.
3.
Sentrifugasi
Metode yang digunakan dalam untuk mempercepat proses pengendapan dengan
memberikan gaya sentrifugasi pada partikel-partikelnya. Pemisahan sentrifugal
menggunakan prinsip dimana objek diputar secara horizontal pada jarak tertentu.
Apabila objek berotasi di dalam tabung atau silinder yang berisi campuran
cairan dan partikel, maka campuran tersebut dapat bergerak menuju
pusat rotasi, namun hal tersebut tidak terjadi karena adanya gaya
yang berlawanan yang menuju kearah dinding luar silinder atau tabung, gaya
tersebut adalah gaya sentrifugasi. Gaya inilah yang menyebabkan
partikel-partikel menuju dinding tabung dan terakumulasi membentuk endapan.
4.
Kristalisasi
Pemisahan dengan teknik kristalisasi didasari atas pelepasan pelarut dari
zat terlarutnya dalam sebuah campuran homogen atau larutan, sehingga terbentuk
kristal dari zat terlarutnya. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan
padat-cair yang sangat penting dalam industri, karena dapat menghasilkan
kemurnian produk hingga 100%. Kristal dapat terbentuk karena suatu larutan
dalam keadaan atau kondisi lewat jenuh (supersaturated). Kondisi tersebut
terjadinya karena pelarut sudah tidak mampu melarutkan zat terlarutnya, atau
jumlah zat terlarut sudah melebihi kapasitas pelarut. Sehingga kita dapat
memaksa agar kristal dapat terbentuk dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya,
sehingga kondisi lewat jenuh dapat dicapai.
Cara mencapaikondisi lewat jenuh:
-
Pendinginan
Yaitu mendinginkan larutan yang akan
dikristalkan sampai keadaan lewat jenuh dimana konsentrasi larutan lebih besar
dari konsentrasi larutan jenuh pada suhu tersebut.
-
Penguapan Solvent
Larutan disiapkan dalam evaporator untuk
dipekatkan, lalu dikristalkan dengan pendingin. Cara ini digunakan untuk zat
yang mempunyai kurva kelarutan agak dalam.
-
Evaporasi Adiabatis
Larutan dalam keadaan panas bila dimasukan
ke dalam ruang vacum, maka terjadi penguapan dengan sendirinya, sebab tekanan
totalnya menjadi lebih rendah dari tekanan uap solvent pada suhu itu. Penguapan
dan turunnya suhu disertai kristalisasi.
Penambahan zat lain yang dapat menurunkan
kelarutan zat yang akan dikristalisasi, misalnya larutan NaOH ditambah
gliserol, maka kelarutan NaOH menjadi turun dan larutan NaOH mudah diendapkan.
Kelemahan kertas saring adalah:
-
Dapat rusak oleh asam
dan basa
kuat
-
Kekuatan mekanisnya
kurang dan mudah sobek jika terkena pengaduk sehingga bocor dan mengotori
endapan karena serat-seratnya terbawa, terutama untuk penyaringan vakum agak
menyulitkan
-
Dapat mengadsorbsi
bahan-bahan dari larutan yang disaring
-
Untuk gravimetric perlu
di bakar habis karena tidak dapat di keringkan sampai mencapai bobot tetap
Keuntungan kertas saring
Murah, mudah di dapat, efesiensi penyaringan tinggi di sebabkan antara lain
karena permukaannya yang luas , teknik dan peralatan penunjangnya sederhana.
Untuk kecepatan penyaringan tersedia kertas dengan pori- pori halus medium,
dan kasar. Untuk menyaring di gunakan corong dengan kerucut bersudut 60
derajat. Endapan yang akan dipijarkan harus di saring dengan kertas saring tak
berabu.
D. Pengeringan
dan Pemijaran
Tujuan
dilakukannya pengeringan dan pemijaran adalah menghilngkan air yang masih
tersisa pada endapan. Pengeringan adalah pemanasan pada temperature kurang atau
sama dengan250o (dalam oven) dan dilakukan untuk endapan yang tidak
tahan terhadap suhu tinggi. Sedangkan pemijaran adalah pemanasan terhadap
temperature lebih dari 250oC (dalam api unsen atau tanur) dan
dilakukan untuk endapan yang stabil pada suhu tinggi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan rumusan masalah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
a.
Ciri-ciri
dari endapan gravimetri, yaitu haruslah murni, sempurna, susunannya tertentu
dan pasti.
b.
Endapan murni adalah
endapan yang bersih, artinya tidak mengandung molekul-molekul lain (zat-zat
lain yang biasanya disebut pengotor atau kontaminan).
c.
Tehnik-tehnik
pemisahan endapan yaitu, filtrasi, sedimentasi, sentrifugasi dan kristalisasi.
d.
Tujuan dilakukannya
pengeringan dan pemijaran adalah menghilngkan air yang masih tersisa pada
endapan
B. Saran
Adapun saran dari
makalah ini yaitu diharapkan makalah ini dapat dijadikan referensi dan dipergunakan
seperlunya dan diharapkan untuk pemakalah berikutnya agar lebih mengembangkan
isi dari makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Harjadi.W,1993. Ilmu kimia Analitik Dasar. Gramedia
;Jakarta
Khopkar S.M,2007. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Prof.Dr.Ibnu Gholib,2009. Kimia Farmasi Analis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
0 komentar:
Posting Komentar