LABORATORIUM KIMIA
FARMASI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
LAPORAN
LENGKAP PRAKTIKUM
KIMIA
ANALISIS FARMASI
PERCOBAAN
IODIMETRI,
IODOMETRI, DAN BROMATOMETRI

OLEH
KELOMPOK
V
FARMASI
A
ASISTEN
: AYU TRY SARTIKA
SAMATA
– GOWA
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan Percobaan
a.
Maksud
Percobaan
Mengetahui
dan memahami larutan standar dengan metode titrasi idometri dan iodimetri.
b.
Tujuan
Percobaan
1.
Menentukan
kadar dari vitami C berdasarkan reaksi oksidasi reduksi dengan metode
iodimetri.
2.
Menentukan
kadar dari CuSO4 berdasarkan reaksi oksidasi reduksi dengan metode
iodometri.
B. Prinsip Percobaan
a.
Metode
Iodimetri
Penentuan kadar vitamin C secara iodometri dengan
metode iodimetri berdasarkan reaksi oksidasi reduksi antara sampel sebagai
oksidator dalam suasana asam dengan menggunakan indikator larutan kanji dengan
titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan dari bening menjadi
biru pucat.
b.
Metode
Iodometri
Penentuan kadar secara volumetri dengan metode
iodometri berdasarkan reaksi oksidasi reduksi dimana sampel yng bersifat
oksidator yang direduksi dahulu dengan KI, lalu I2 yang dibebaskan
ditentukan jumlahnya dengan cara titrasi menggunakan larutan baku Na2S2O4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori
Umum
Istilah oksidasi mengacu pada setiap perubahan kimia
dimana terjadi kenaikan bilangan oksidasi, sedangkan reduksi digunakan untuk
setiap penurunan bilangan oksidasi disertai dengan hilangnya elektron sedangkan
reduksi memperoleh elektron. Oksidator adalah senyawa dimana atom yang
terkandung mengalami penurunan bilangan oksidasi. Sebaliknya pada reduktor,
atom yang terkandung mengalami kenaikan bilangan oksidasi. Oksidasi-reduksi
harus selalu berlangsung bersama dan saling mengkompensasi sau sama lain.
Istilah oksidator reduktor mengacu kepada suatu senyawa, tidak kepada atomnya
saja (Khopkar, 2003)
Oksidator lebih jarang ditentukan dibandingkan
reduktor. Namun demikian, oksidator dapat ditentukan dengan reduktor. Reduktor
yang lazim diapaki untuk penentuan oksidator adalah kalium iodida, ion titanium
(III), ion besi (II) dan ion vanadium (II). Cara titrasi redoks yang
menggunakan larutan iodium sebagai pentiter disebut iodometri. (Rivai, 1995)
Dalam proses analaitik, iodium digunakan sebagai
pereaksi oksidasi (iodimetri) dan ion iodida digunakan sebagai pereaksi reduksi
(iodometri). Relatif beberapa zat merupakan pereaksi reduksi yang cukup kuat
dititrasi secara langsung dengan iodium, maka jumlah penentuan iodimetrik
adalah sedikit. Akan tetapi, banyak penggunaan proses iodometrik. Suatu
kelebihan ion iodida ditambahkan kepada pereaksi oksidasi yang ditentukan.
Dengan pembebasan iodium, yang kemudian dititrasi dengan larutan natrium
tiosulfat. Reaksi antara iodium dan tiosulfat berlangsung secara sempurna.
(Underwood, 1986)
Iodium hanya sedikit larut dalam air (0,01134) mol
per liter, teapi agak larut dalam larutan yang mengandung ion iodida, larutan
iodium standar dapat dibuat dengan menimbang langsung iodium murni dan
pengenceran dalam volumetrik, iodium dimurnikan dengan sublimasi dan
ditambahkan pada suatu larutan pekat yang ditimbang denga teliti sebelum dan
sesudah penambahan iodium. Akan tetapi biasa larutan distandarisasikan terhadap
suatu standar primer, As 203 yang paling biasa digunakan. (Underwood, 1986).
B. Uraian
Bahan
a.
Asam
Askorbat (Dirjen POM.1979:47 )
Nama
resmi : ACIDUM ASCORBICUM
Nama
lain : Asam askorbat
Rumus
molekul : C6H8O6
Berat
molekul : 176,13
Rumus
Bangun :
Pemerian : serbuk atau hablur, putih
atau agak kuning, tidak berbau, rasa asam. Oleh pengaruh cahaya lambat laun
menjadi gelap. Dalam keadaan hening, dalam larutan cepat teroksidasi.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak
sukar larut dalam etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam
eter P, dan dalam benzene P.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya.
Kegunaan : sebagai sampel
b.
Asam
Asetat
Nama
resmi : ACIDUM ACETICUM
Nama
lain : Asam asetat, cuka
Rumus
molekul : CH3COOH
Pemerian :
cairan jernih, tidak berwarna, bau menusuk, rasa asam, tajam.
Penyimpanan :
dalam wadah tetrutup rapat.
Kegunaan :
sebagai pereaksi.
c.
Asam
Sulfat (Durjen POM.1979:58)
Nama resmi : ACIDUM SULFURICUM
Nama lain : Asam sulfat
Rumus molekul : H2SO4
Berat molekul : 98,07
Pemerian :
cairan kental seperti minyak, kerosif, tidak berwarna, jika ditambahkan kedalam
air menimbulkan panas.
Kelarutan : larut dalam air, etanol (95%) P
Penyimpanan : dalam wadah tetrutup rapat.
Kegunaan : Sebagai katalis
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
a.
Alat
Adapun alat yang digunakan yaitu, buret, batang
pengaduk, botol semprot, erlenmeyer, gelas ukur, kertas pH, pipet tetes, dan
statif.
b.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu aquadest, asam
askorbat, asam sulfat, indikator kanji, I2, CuSO4 . 5H2O,
isoniazid, KBrO3, HCl.
B. Cara Kerja
a.
Uji
Iodimetri
1.
Disiapkan
alat dan bahan.
2.
Dimasukkan
asam askorbat kedalam erlenmeyer sebanyak 200 mg.
3.
Ditambahkan
50 ml air bebas CO2 dan 10 ml asam sulfat 10%.
4.
Ditambhakan
satu pipet indikator kanji.
5.
Dititrasi
dengan I2 0,1 N sampai titik akhir titrasi berwarna biru.
b.
Uji
Iodometri
1.
Disiapkan
alat dan bahan
2.
Dimasukkan
250 mg CuSO4 . 5H2O kedalam erlenmeyer.
3.
Dilarutkan
dengan 50 ml aquadest.
4.
Ditambahkan
10 ml CH3COOH dan 3 gram KI.
5.
Dititrasi
dengan Na2S2O3 0,1 N (berwarna kuning pucat)
6.
Ditambahkan
satu pipet indikator kanji.
7.
Dititrasi
dengan Na2S2O3 0,1 N.
c.
Uji
Bromatometri
1.
Disiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan.
2.
Ditambhakan
150 mg izoniasid ke dalam erlenmeyer kemudian dilarutkan bersama aquadest.
3.
Ditambahkan
25 ml KBrO3 0,1 N dan 2,5 gram KBr.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
a.
Tabel
Iodimetri
Sampel
|
Berat
Sampel
|
Volume
Titrasi
|
Perubahan
|
Asam
Askorbat
|
0,102
g
|
15,5
ml
|
Bening
menjadi biru
|
0,101
g
|
18,5
ml
|
Bening
menjadi biru
|
b.
Tabel
Iodometri
Sampel
|
Berat
Sampel
|
Volume
Titrasi
|
Perubahan
|
CuSO4
|
0,102
g
|
20
ml
|
Biru
menjadi bening
|
0,101
g
|
20
ml
|
Biru
menjadi bening
|
B. Perhitungan
C. Reaksi
D. Pembahasan
Reaksi oksidasi adalah proses perpindahan elektron
dari satu oksidator atau reduktor. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan
elektron atau reaksi terjadinya penurunan bilangan oksidasi.
Reduksi yang lazim dipakai untuk penentuan oksidatir
adalah kalium iodida, ion titanium (III), ion besi (II), dan ion vanadium (II).
Cara titrasi iodium sebagai pentiter disebut iodimetri sedangkan yang
menggunakan larutan idoin sebagai pentitrannya adalah idometri.
Pada percobaan iodimetri, cara kerjanya adalah semua
alat dan bahan disiapkan. Pertama, buret diapsang pada statif, ditimbang asam
askorbat sebanyak 2 kali, setelah ditimbang, dimasukkan ke dalam erlenmeyer
kemudian ditambahkan air bebas CO2, lalu dihomogenkan. Ditambahkan 5
ml asam sulfat 10%, dan ditambahkan indikator kanji 1 pipet lalu dititrasi
dengan I2 0,1 N dan diamati titik akhir titrasinya.
Pada percobaan iodometri, cara kerjanya disiapkan
alat dan bahan. Pertama-tama, buret dipasang pada statif. Ditimbang CuSO4
sebanyak 2 kali, lalu dilarutkan dalam 50 ml air ditambahkan 10 ml CH3COOH,
lalu ditambhakan KI 3 g. Tutup dengan aluminium foil, dans simpan ditempat
gelap ditambahkan indikator kanji satu pipet, lalu dititrasi dengan Na2S2O3
dan amati titik akhir titrasinya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa :
a.
Pada
percobaan idimetri, pada sampel asam askorbat pertama dan kedua, titik akhir
titrasinya adalah biru (bening – biru).
b.
Pada
percobaan iodometri, pada sampel CuSO4 pertama dan kedua, titik
akhir titrasinya adalah bening (biru – bening).
B. Saran
a.
Untuk
laboratorium
Sebaiknya bahan yang dibutuhkan dalam praktikum
dilengkapkan, agar praktikum dapat berjalan dengan baik dan penggunaan waktunya
efektif.
b.
Untuk
asisten
Cara bimbingannya sudah baik. Dipertahankan.
DAFTAR
PUSTAKA
Basset. S. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif
Anorganik. Jakarta : EGC.
Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta:
DEPKES RI.
Khopkar, S. M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analisis. Jakarta: UI
Press.
Underwood dan Day.
2002. Analisis Kimia Kuantitatif.
Jakarta: Erlangga.
SKEMA
KERJA
A. Iodimetri
200 mg asam askorbat
Air bebas CO2
+ 10 ml asam sulfat 10%
+ indikator kanji (2 pipet tetes)
Titrasi dengan I2 0,1 N (Biru pucat →
TAT)
Duplo
B. Iodometri
250 mg CuSO4
+ 50 ml air
+ 10 ml CH3COOH
+ 3 gr KI → tutup dengan alfol
Biarkan ditempat gelap (15 menit)
+ indikator kanji (1 pipet tetes)
Titrasi dengan Na2S2O3
(TAT → Bening)
0 komentar:
Posting Komentar