Selasa, 07 April 2015

TUGAS KIMIA FARMASI KUANTITATIF
ANALISIS SENYAWA ANTOBIOTIKA (PENISILIN)






OLEH

KELOMPOK I
FARMASI A

RAHMA IRIANI ASLAM
FITRIA SUHAIDARWATI
SARTIKA DEWI SAIFUL
HJ. IPA ISTIQOMA
                             
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA-GOWA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Antibiotika (L., anti= lawan, bios= hidup) adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil.  Turunan zat-zat ini yang dibuat secara semisintetis, juga termasuk kelompok ini, begitupula semua senyawa sintetis dengan khasiat antibakteri (Tjay dan Kirana. 2006; 65).
Terminologi antibiotik didefinisikan sebagai suatu senyawa organik hasil metabolisme dari mikroorganisme yang memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan  dan bahkan mematikan mikroorganisme lain akibat aktivitas sejumlah kecil senyawa  antibiotik tersebut. Antibiotik memiliki kegunaan yang  sangat luas  dibidang farmasi dan pertanian dan dibedakan atas antibiotik yang bersifat anti bakteri atau anti mikroba, anti jamur dan anti tumor. Penisilin, tetrasiklin, eritromisin  dan streptomisin merupakan contoh-contoh antibiotik yang bersifat anti bakteri (Sarah. 2002: 2).
Salah satu senyawa beta lactam yang akan dibahas adalah penisilin dan derivate-derivatnya. Golongan penisilin mempunyai persamaan sifat kimiawi, mekanisme kerja, farmakologi dan karakteristik imunologis dengan sefalosporin, monobaktam, karbapenem, dan penghambat beta lactamase (Katzung. 2012: 748).
Penisilin merupakan salah satu antibiotik yang paling efektif selama empat dekade  ini. Peningkatan kebutuhan medis akan penisilin telah membuka peluang bagi  pengembangan industri pembuatan penisilin secara komersial yang menuntut  peningkatan kualitas dan kuantitas dari penisilin yang dihasilkan. Perbaikan kualitas  dan kuantitas penisilin dapat tercapai apabila parameter-parameter metabolik dari  proses fermentasi adalah optimum (Sarah, M. 2002).


B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan antibiotik?
2.      Bagaimana sejarah dan sumber penisilin?
3.      Bagaimana struktur kimia dan klasifikasi penisilin?
4.      Bagaimana mekanisme kerja dari obat penisilin?
5.      Bagaimana metode analisis penisilin?
C.      Tujuan
1.    Mengetahui dan memahami pengertian antibiotik
2.    Mengetahui dan memahami sejarah dan sumber penisilin
3.    Mengetahui dan memahami struktur kimia dan klasifikasi penisilin
4.    Mengetahui dan memahami mekanisme kerja dari obat penisilin
5.    Mengetahui dan memahami metode analisis penisilin

















BAB II
PEMBAHASAN
A.      Antibiotika
1.    Pengertian antibiotika.
Antibiotika (L., anti= lawan, bios= hidup) adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Turunan zat-zat ini yang dibuat secara semisintetis, juga termasuk kelompok ini, begitupula semua senyawa sintetis dengan khasiat antibakteri (Tjay dan Kirana. 2006; 65).
Kegiatan antibiotika untuk pertama kalinya ditemukan secara kebetulan oleh dr.Alexander Fleeming (Inggris, 1928, Penicillin). Tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan digunakan pada permulaan perang dunia II di tahun 1941, ketika obat-obat antibakteri sangat diperlukan untuk menanggulangi infeksi dari luka-luka akibat pertempuran (Tjay dan Kirana. 2006; 65).
Mekanisme kerja antibiotika umumnya dapat dijelaskan secara terperinci melalui masing-masing zat. Mekanisme anibiotika, pada umumnya yaitu:
1.        Menghambat biosintesis dinding sel (penisilin, sefalosporin, sikloserin, basitrasin)
2.        Meninggikan permeabilitas membrane sitoplasma (sefalosporin, sikloserin, basitrasin)
3.        Menganggu sintesis protein normal bakteri (tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, dan antibiotika aminoglikosida)    (Mutschler.1991: 634-635).
Umumnya antibiotik yang mempengaruhi pembentukan dinding sel atau permeabilitas membrane sel bekerja bakterisid, sedangkan yang bekerja pada sintesis protein bekerja bakteriostatik (Mutschler. 1991: 635)
2.    Antibiotik beta laktam
Antibiotik beta laktam merupakan golongan antibiotika yang pertama kali ditemukan. Meskipun sampai sekarang banyak golongan antibiotika dengan berbagai variasi sifat dan efaktivitasnya terhadap bakteri, namun demikian antibiotika ini masih sering dipergunakan sebagai obat pertama dalam mengatasi suatu infeksi. Golongan antibiotika ini secara umum tidak tahan terhadap pemanasan, mudah rusak suasana asam dan basa serta dapat diinaktifkan oleh enzim beta lactamase.



Rumus struktur beta lactam
Yang termasuk antibiotik beta lactam yaitu:
a.   Penicillin
b.  Sefalosporin
c.   Monobaktam
d.  Karbopenem
Senyawa yang berbeda-beda ini sebagaimana dinyatakan dalam namanya ditandai oleh cincin   yang beranggota 4. Gugus karboksil yang biasanya ada dalam molekul memungkinkan terbentuknya garam sehingga zat menjadi larut baik dalam air (biasanya garam natrium) (Mutschler. 1991: 635).
Spectrum kerja antibiotika   yang mencakup mikroba gram positif dan negative, bervariasi bergantung masing-masing senyawa. Ada antibiotika  yang mempunyai spectrum luas terhadap mikroba gram positif dan negatif, ada pula yang hanya bekerja terhadap gram positif atau gram negative saja, beberapa hanya baik digunakan untuk mikroba tertentu saja karena itu spectrum kerja tiap zat berbeda-beda. Jenis kerja antibiotika  adalah bakterisid (Mutschler. 1991: 635).
Salah satu senyawa beta lactam yang akan dibahas adalah penisilin dan derivate-derivatnya.
B.     Penisilin
1.        Sejarah penisilin
Penisilin ditemukan oleh fleming pada tahun 1929 di Lonon, setelah mengamati pertumbuhan staphylococcus tertentu terhambat bila bakter-bakteri tesebut dikontaminasi oleh jamur (Staf Pengajar Farmakologi FK Univ. Sriwijaya. 2009:613).
Satu decade kemudian florey dan Chain berhasil mengisolasi substansia aktif dar jamur fleming yang disenut penisilin. Pertama-tama digunakan penicillium neonatum untuk pemakaian sistemik kemudian digunakan P.chrysogenum semasa perang dunia kedua karena kebutuhan meningkat. Penicillin terbagi menjadi 2 yaitu penisilin alam dan penisilin semisintesis. Penisilin alam diekstraksi dari biakan . P.chrysogenum, penisilin semisintesis diperoleh dengan jalan mengubah struktur kimia penisilin alam atau dengan cara sintesis inti penisilin yaitu asam amino penisilinat jamur (Staf Pengajar Farmakologi FK Univ. Sriwijaya. 2009:613).
2.        Struktur Kimia Penisilin
Golongan penisilin mempunyai persamaan sifat kimiawi, mekanisme kerja, farmakologi dan karakteristik imunologis dengan sefalosporin, monobaktam, karbapenem, dan penghambat beta lactamase (Katzung. 2012: 748).
Penisilin diperoleh dari dari jamur penicillium chrysogenum dari berbagai jenis yang dihasilkan, perbedaannya hanya terletak pada gugus samping-R saja ternyata penisilin G yang paling aktif Perubahan-perubahan pada gugus samping menghasilkan derivate-derivat dengan sifat berlainan misalnya terbentuk derivate yang tahan asam dan dapat digunakan peroral (fenoksimetilpenisilin atau penisilin-V) (Tjay dan Kirana. 2006: 66).
Penisilin merupakan kelompok antibiotik β-laktam yang memilki rumus molekul R-C9H11N2O4S, dengan R adalah rantai samping yang beragam. Gugus R ini merupakan gugus asam amino bebas yang dapat mengikat berbagai radikal (Katzung. 2012: 748).

 










Struktur umum penisilin

Penisillin terdiri dari cincin tiazolidin dan cincin beta lactam. Beberapa penicillin akan berkurang aktivitas antimikrobanya dalam suasana asam dan harus diberikan secara parenteral. Penisilin lainnya akan hilang aktivitasnya bila di pengaruhi oleh enzim betalaktamase dalam hal ini akan penisilinase akan memecah cincin beta lactam. Radikal tertentu pada gugus amino inti 6-aminopenisilat (6-APA) dapat mengubah sifat kerentanan terhadap asam dan terhadap penisilinase, serta mengubah spectrum antimikroba jamur (Staf Pengajar Farmakologi FK Univ. Sriwijaya. 2009:613).
















Adapun sifat-sifat penisilin adalah sebagai berikut:
1.      Tahan asam, karena ada gugus penarik elektron, misalnya gugus fenoksi, yang terikat pada rantai samping amino.
2.      Kebal terhadap β-laktamase, karena ada gugus meruah (builky) pada rantai samping amino misalnya cincin aromatik yang pada kedudukan orto mengandung gugus halogen atau metoksi.
3.      Tahan terhadap asam lambung dan terhadap β-laktamase, karena ada gugus meruah dan bersifat penarik elektron pada rantai samping amino.
4.      Spektrum luas, karena ada gugus hidrofil seperti -NH2,- COOH, dan -SO3H pada rantai samping amino, sehingga penembusan obat melalui pori saluran protein membran terluar bakteri Gram-negatif menjadi lebih besar.
3.      Mekanisme Kerja Penisilin
Mekanisme kerja penisilin yaitu dinding sel kuman terdiri dari suatu jaringan peptidoglikan, yaitu polimer dari senyawa amino dan gula yang saling terikat satu dengan yang lainnya dan dengan  demikian memberikan kekuatan mekanis pada dinding. Penisilin menhalangi sintesa lengkap dari polimer ini yang spesifik bagi kuman dan disebut murein. Bila sel tumbuh dan plasmanya bertambah atau menyerap air dengan jalan osmosis maka dinding sel yang tak sempurna itu akan pecah dan bakteri musnah. Dinding sel manusia dan hewan tidak terdiri dari murein maka antibiotika ini tidak toksik untuk manusia (Tjay dan Kirana. 2006:67).
Struktur beta lactam penisilin menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat enzim bakteri yang diperlukan untuk pemecahan sel dan sintesis selular. Bakteri akan mati akibat lisis sel. Penisilin dapat bersifat bakteriostatik maupun bakterisidal tergantung dari obat dan dosisnya (Joyce dan R. Hayes.1996: 327).
Penisilin mempunyai efek bakterisid pada mikroba yang aktif membelah Penisilin mempunyai efek bakterisid pada mikroba yang aktif membelah. Mikroba dalam keadaan metabolit tidak aktif (tidak membelah), yang juga disebut sebagai “persister” tidak dipengaruhi penisilin (Staf Pengajar Farmakologi FK Univ. Sriwijaya. 2009:614).
4.      Penggolongan Penisilin
Penisilin dapat dibagi dalam beberapa jenis menurut aktivitas dan resistensinya terhadap lactamase, antara lain:
a.       Zat-zat dengan spectrum sempit : benzilpenisilin, penisilin-V dan fenetisilin. Zat-zat ini terutama aktif terhadap gram positif dan diuraikan oleh penisilinase.
b.      Zat-zat tahan lactamase: metisilin, kloksasilin, dan flukloksasilin. Zat ini hanya aktif terhadap staphylococcus dan streptococcus. Asam klavulanat, sulbaktam dan tazobaktam memblokir lactamase dan dengan demikian mempertahankan aktivitas penisilin yang diberikan bersamaan.
c.       Zat-zat dengan spectrum luas: ampicillin dan amoksisilin, aktif terhadap kuman-kuman gram positif dan sejumlah kuman gram negative, kecuali antara lain pseudomonas, klebsiella dan B. fragilis. Tidak tahan lactamase maka sering digunakan terkombinasi dengan siatu lactamase-blocker umumnya klavulanat.
d.      Zat-zat anti pseudomonas: tikarsilin dan piperasilin. Antibiotika berspektrum-luas ini meliputi lebih banyak kuman gram negative termasuk pseudomonas, proteus, klebsiella dan bacteroides fragilis. Tidak tahan lactamase dan umumnya digunakan bersamaan dengan lactamase-blocker (Tjay dan Kirana. 2006:68).
e.       Grup penisilin baru, mezlosilim dan piperasilin, berguna untuk klebsilea dan mikroorganisme gram negatif tertentu (Staf Pengajar Farmakologi FK Univ. Sriwijaya. 2009:616).
 


















 






























5.      Analisis Penisilin
Penetapan kadar Penisilin-V menurut farmakope III
            Penisilina jumlah pereaksi yang digunakan harus terlindung dari kontaminasi dengan jasad renik yang menghasilkan penisilinase pada 90 mg ditimbang seksama dan tambahkan 2 ml larutan  jenuh natrium bikarbonat P dan 4 ml air, biarkan selama 5 sampai 10 menit hingga melarut sempurna sambil sewaktu-waktu dikocok. Tambahkan 80 ml air dan sambil tetap dikocok, 1 ml asam klorida 1 N, encerkan dengan air secukupnya hingga 100,0  ml.
Penetapan kadar penisilin-V menurut farmakope IV
            Lakukan penetapan dengan cara kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada kromatografi. Fase gerak buat campuran air-asetetonitril P-asam asetat glasial P (650:350:5,75), saring dan awaudarakan, jika perlu lakukan penyusaian menurut kesesuaian system seperti yang tertera pada kromatografi.
            Larutan baku timbang seksama sejumlah kalium penisilin V BPFI larutkan dalam fase gerak gerak hingga kadar lebih kurang 2,5 mg per ml. Larutan uji timbang seksama lebih kurang 125  mg zat uji masukkan kedalam labu tentu ukur 50-ml, encerkan dengan fase gerak sampai tanda. Larutan  resolusi, buat larutan dalam fase gerak yang mengandung 2,5 mg kalium penisilin G dan 2,5 mg kalium penisilin V per ml.
            System kromatografi lakukan yang seperti tertera pada kromatografi. Kromatografi cair kinerja tinggi lengkapi dengan detector 254 nm dan kolom 4 mm  x 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju aliran lebih kurang 1 ml permenit. Lakukan kromatografi terhadap larutan resolusi, rekam respon puncak yang tertera pada prosedur: waktu retensi relative penisilin G dan penisilin V masing-masing adalah lebih kurang 0,8 dan 1,0, efisiensi kolom yang ditentukan dari puncak penisilin V tidak kurang dari 1800 lempeng teoritis, dan resolusi, R, antara puncak penisilin G dan penisilin V tidak kurang dari 3,0. Lakukan kromatografi terhadap larutan baku, rekam respon puncak seperti yang tertera pada prosedur: simpangan baku relative pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%.
Penetapan kadar penisilin G menurut farmakope IV
Cara ini digunakan untuk menetapkan kandungan penisilin G dalam substansi antibiotik jika suatu persyaratan tertera pada monografi. Dapar fosfat 0,05 M, Ph hingga 6 fosfat monobasa P dalam 900 ml air, atur pH hinnga 6 dengan natrium hidroksida 1 N, encerkan dengan air hingga 1000 ml. Fase gerak buat campuran dapar fosfat 0,005 M, pH hingga 6 dengan natrium hidroksida 1N, encerkan dengan air hingga 1000 ml. fase gerak, buat campuran dapar fosfat 0,005 M pH dan asetonitril P (4:1), sering melalui penyaring membrane dengan prositas 5 µm atau lebih halus, dan awaudarakan.
Larutan baku timbang seksama lebih kurang 80 mg penisilin G kalium BPFI, masukkan kedalam labu ukur 100-ml, tambahkan lebih kurang 50 ml fase gerak,kocok sampai larut, encerkan dengan fase gerak sampai tanda.
Larutan uji kecuali dinyatakan lain dalam monografi; lakukan seperti yang tertera pada larutan baku. Larutan kesesuaian system, buat larutan penisilin V kalium dalam fase gerak kadar lebih  kurang 1 mg per ml. campurankan larutan lain ini dan larutan baku volume sama.
System kromatografi lakukan yang seperti tertera pada kromatografi. Kromatografi cair kinerja tinggi lengkapi dengan detector 254 nm dan kolom 4 mm  x 30 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukran partikel 10 µm. Laju aliran lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi larutan baku dan larutan kesesuaian sistem, rekam respon puncak yang tertera pada prosedur: efisiensi kolom waktu retensi relative penisilin G dan penisilin V masing-masing adalah lebih ditentukan dari puncak analit tidak kurang dari 600 lempeng teoriti: resolusi, R, antara puncak penisilin G dan penisilin V tidak kurang dari 2,0; simpangan baku relative pada penyuntikan ulang larutan tidak lebih dari 1,0%.
Metode titrasi iodometri
Sampel dilarutkan dalam air dan larutan dicairkan hingga mengandung sekitar 2,5 mg penicillin dalam 5 ml. Selanjutnya 5 ml aliquot, B dan S, dipipet kedalam labu iodin secara terpisah. 5 ml laruan buffer dan 10 ml larutan iodin ditambahka kedalam labu yang mengandung B. Labu ditutup dan ditempatkan ditempat gelap selama 20 menit pada suhu ruangan. Setelah itu kelebihan iodin dititrasi dengan 0,01 N tiosulfat dengan amilum sebagai indikator. Aliquot S ditambahkan 1 ml NaOH 1 N. Setelah 20 menit pada suhu ruangan, 5 ml buffer dan 10 ml larutan iodin ditambahka dan campuran ditempatkan ditempat gelap selama 20 menit dan kemudian dititrasi dengan 0,01 N tiosulfat.
Masalah stabilitas yang utama dalam senyawa-senyawa penisilin adalah hidrolisis cincin β - laktam. Jika cincin β - laktam terbuka, maka akan mengkonsumsi iodium. Tiap 1 mol cincin β - laktam yang terbuka akan bereaksi dengan 8 ekuivalen iodium, sementara cincin β - laktam yang utuh tidak akan bereaksi dengan iodium dalam jenis titrasi ini, iodium berlebihan ditambahkan pada sampel penisilin dan iodium sisa (yang tidak bereaksi) dititrasi kembali dengan larutan baku natrium tiosulfat.







Cincin β-laktam pada penisilin dipecah oleh alkali atau penisilinase menjadi asam penisiloat yang dapat ditetapkan kadarnya karena asam ini dapat mengikat iod sedangkan penisilin tidak dapat mengikat iod. Selain itu penisilin dapat menggunkan metode asidi-alkalimetri, Setiap molekul panisilin membentuk satu gugus karboksil yang dapat dititrasi dengan baku alkali.
            Pada metode spektrofotometri, spektrum absorbansi dari penisilin pada daerah ultraviolet disebabkan oleh kromofor pada gugus R. Benzil penisilin menunjukkan panjang gelombang maksimal 257 dan 263 nm. Hal ini disebabkan adanya gugus benzyl pada molekulnya.













BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Antibiotika (L., anti= lawan, bios= hidup) adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Antibiotik beta laktam merupakan golongan antibiotika yang pertama kali ditemukan. Salah satu senyawa beta lactam adalah penisilin dan derivate-derivatnya. Penisilin merupakan kelompok antibiotik β-laktam yang memilki rumus molekul R-C9H11N2O4S, dengan R adalah rantai samping yang beragam. Gugus R ini merupakan gugus asam amino bebas yang dapat mengikat berbagai radikal. Analisis penisilin dapat menggunakan metode titrasi iodometri, asidi-alkalimetri, dan metode spektrofotometri.
B.       Saran
Dalam penyusunan makalah ini kami masih sangat membutuhkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun karena makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan referensi yang kami miliki.



DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Depkes RI.
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Depkes RI.
Katzung, Bertram G, dkk. 2012. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta : EGC
Mutschler. 1991. Dinamika Obat. Bandung : ITB press.
Sarah, M. 2002. Parameter Metabolik  Dalam Pembuatan Penisilin. Medan: USU digital library.
Staf Pengajar Farmakologi FK Universitas Sriwijaya. 2009. Kumpulan Kuliah Farmakologi Edisi 2. Jakarta : EGC.
Tjay, Tan Hoan & Kirana Rahardja. 2006. Obat-Obat Penting Edisi VI. Jakarta : PT. Gramedia.






 








Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Advertisement

Popular

POPULAR POSTS

Popular Posts

Recent Posts

Facebook Google Plus Instagram Youtube Channel

Text Widget