PASIEN HEMIPARESE DEXTRA + HT BERAT
A. SUBJECT
Nama Pasien :
Ny. Hj. MASYITAH
Umur :
77 tahun 5 bulan
Tanggal Masuk :
18 Maret 2015
Tanggal Keluar :
21 Maret 2015
Diagnosis Masuk :
Hemiparese Dextra + HT Berat
RPT :
dirasakan sejak ± 1 minggu tiba-tiba, pusing (-), mual/muntah (-/-)
Pemeriksaan Fisik (BPS)
1.
Mental Stage
a.
Orientasi : kurang
b.
Intelegensi : kurang
c.
Affektifitas : kurang
2.
Pemeriksaan Internis
a.
Kesan :
b.
Kesadaran : CM
B. OBJECT
Tekanan Darah :
190/100
Nadi :
88x/”
Suhu :
360C
Hasil Lab yang tidak normal
MCHC =
36.3 g/dl (Normal = 31.0 – 35.0)
CT Scan Kepala :
a.
Tampak lesi – lesi hipodens pada ganglia
basalis kanan dan kiri.
b.
Tidak tampak tanda – tanda pendarahan.
c.
Sistem ventrikel relative besar.
d.
Midline shift (-).
e.
Gyrus cerebri biasa.
Kesan : INFARK
CREBRI BIILATERAL.
C. ASSESMENT
1.
Hemiparese dimana dirasakan badan terasa
lemah sejak ± 1 minggu dan tiba-tiba .
2.
HT Berat
D. PLANNING
1. Tujuan Terapi
a.
Mengobati gangguan mobilitas fisik
pasien.
b.
Mengobati HT berat pasien.
c.
Meningkatkan kualitas hidup pasien
2. Sasaran Terapi
a.
Meningkatkan mobilitas pasien secara
bertahap.
b.
Mengobati/menurunkan tekanan darah
pasien.
3. Strategi Terapi
a. Terapi Non Farmakologi
1)
Mempertahankan tirah baring pasien pada
posisi semi fowler sampai tekanan darah dipertahankan pada tingkat yang dapat
diterima.
2)
Mengubah pola hidup (contoh : tidak
merokok atau mengonsumsi nikotin).
3)
Memberikan posisi tidur yang tepat dan
benar bagi pasien.
b. Terapi Farmakologi
Nama Obat
|
Dosis
|
Tanggal
|
|||
18/03/2015
|
19/03/2015
|
20/03/2015
|
21/03/2015
|
||
Cervax inj.
|
1 g/12 jam
|
ü
|
ü
|
ü
|
Sblm plng
|
Lanabal amp.
|
2 x 1
|
ü
|
ü
|
ü
|
s.d.a.
|
Notrotam amp.
|
3 x 1
|
-
|
ü
|
ü
|
s.d.a.
|
Lancolin 500
amp.
|
2 x 1
|
-
|
ü
|
ü
|
s.d.a.
|
Neurochole
|
2 x 1
|
-
|
ü
|
-
|
-
|
Plasmin
|
3 x 1
|
ü
|
ü
|
-
|
Sblm plng
|
Clopidogrel
|
2 x 1
|
-
|
ü
|
-
|
s.d.a.
|
c. Identifikasi dan Kerasionalan Obat
1)
Cervas (Global Multi Pharmalab) (Hal.
337 ISO Vol. 47).
Komposisi :
Pirasetam 1 g/5 ml inj.
Indikasi :
Gangguan reaksi psikomotor, alkoholik kronis, pengobatan infark
cerebral.
Dosis :
1 g IM atau IV sehari 3x.
Kerasionalan :
Tepat obat, namun tidak tepat dosis dimana diatas sehari 2x dan
dosis asli sehari 3x, namun dokter mungkin memeiliki alas an
tersendiri
untuk memberikannya.
2)
Lanabal (Landson) (Hal. 534 ISO Vol. 47)
Komposisi :
Mekobalamin 500 mcg
Indikasi :
Untuk terapi neuropati perifer.
3)
Notrotam (Landson) (Hal. 339 ISO Vol.
47)
Komposisi :
Pirasetam 200 mg/ml injeksi.
Indikasi :
Pengobatan infark serebral.
Dosis :
3 x 1 gram IV/IM
4)
Lancolin 500 (Landson) (Hal. 333 ISO
Vol. 47)
Komposisi :
Sitikolin 500 mg/4 ml.
Indikasi :
Kondisis akt pada kehilangan kesadaran akibat trauma kepala atau
operasi otak, kondisi kronis pasca hemiplegia apoplektik, gangguan
serebrovaskular termasuk stroke iskemik, suplemen untuk
menangani penurunan kognitif pada lansia
Dosis :
Kondisi akut biasanya sehari 1 – 2 kali 250 – 500 mg, secara drip
intravena atau intramuscular.
Kerasionalan :
tepat pengobatan dimana pasien mengalami lemah pada bagian
kanan.
5)
Neurochol (Landson) (Hal. 586 ISO Vol.
47)
Komposisi :
Lesitin murni 500 mg, d-alfa tokoferol 10 mg
Indikasi :
Meningkatkan metabolism sel – sel neuron; meningkatkan kadar
neurotransmitter.
Dosis :
sehari 1 – 3 kapsul
Kerasionalan :
tepat obat, tepat dosis.
6)
Plasmin (Landson) (Hal. 231 ISO Vol. 47)
Komposisi :
Collagenase, profibrinolsin activator.
Indikasi :
Pencegahan dan pengobatan untuk penyakit vascular yang disertai
penyumpatan seperti infark serebral, emboli dsb.
Dosis :
Sehari 3 x 2 – 3 kapsul.
Kerasionalan :
Tepat obat dimana pasien mengalami infark cerebri, namun tidak
tepat dosis.
7)
Clopidogrel
Komposisi :
Clopidogrel 75 mg
Indikasi :
Mengurangi terjadinya aterosklerosis (infrak miokardial, stroke,
dan kematian vaskuler) pada pasien dengan aterosklerosis
terdokumentasi
oleh stroke yang baru terjadi, infark miokardial,
atau
penyakit arteri perifer yang telah pasti.
Dosis :
Sehari 1x
Kerasionalan :
Tepat indikasi dimana diberikan pada hari kedua pada saat pasien
masih merasa lemah pada bagian kanannya. Namun, tidak tepat
dosis dimana dalam hal ini seharusnya 1 dd I.