AKU MENGAGUMIMU
Jam telah menunjukkan pukul 15.00 WITA
namun aku sama sekali belum menemukan hal yang ingin aku lakukan sekarang ini.
Mungkin karena suasana hatiku sedang dalam kondisi buruk atau karena aku
terlalu memikirkan banyak hal tanpa mengetahui apa orang itu juga memikirkanku.
Inilah hidup yang penuh lika – liku kehidupan yang entah kedepannya belum bisa
ditebak.
Bruaakkkkkkk..
Sesuatu mengenai kepalaku. Yah itu
bukuku, namanya Farmakope Indonesia Edisi III terbit tahun 1979 dimana telah
menjadi buku panutan dan teman malam para mahasiswa/mahasiswi farmasi.
“Sakit…”rintihku.
Entah apa yang tiba-tiba membawaku ke
masa lalu. Apa karena tumbukan buku tadi atau hanya bayangan sepintas yang
membuatku kembali ke masa awal masuk universitas ini. Masa dimana aku mulai
mengagumi seseorang yang baru saja aku lihat tadi pagi.
Dengan tangan memangku dagu, aku mulai
mengingat masa-masa itu, dimana merupakan masa yang bagiku memalukan, lucu dan
akan selalu aku ingat.
Hmm.. tepatnya akhir tahun 2012 aku
melihatnya. Tapi hanya sekilas karena dia begitu sibuk dengan urusannya. Entah
karena aku ini mahasiswi baru dijurusannya atau karena apa sehingga dia sama
sekali tidak melirikku sedikitpun.
“Cuek sekali ya..” gumamku dalam hati.
Dia adalah orang pertama yang
membuatku terkesan, orang yang kenomor sekian yang ku kagumi difarmasi, tetapi,
seiring berjalannya waktu, hanya dialah satu-satunya orang yang ku kagumi.
“Lucu juga seniorku ini..
hehe..”tawaku kecil.
Bagiku, dia adalah senior terkeren,
tertampan, berwibawa, dan cirri-ciri lelaki idaman para perempuan lah. Sudah
rapi, bersih, jalannya tegak, dan wajah juga sangat mendukung.
“Betul-betul tipe pria idamanku…
sayangnya, apa dia berpikir sama denganku ? apa dia juga punya rasa denganku ?
Jawabannya tidak sama sekali. Kenal saja belum, apalagi suka. Orang yang
seperti dia itu pasti menjaga pandangannya” pikirku.
“kapan ya aku bisa ketemu dengan lelaki yang
seperti dia ? lelaki yang betu-betul bisa jadi panutan dan mencontohkan yang
baik ?” tanyaku dalam hati.
Bruakkkk……
“Aduh… sakit..” jeritku.
Belum beberapa menit dijatuhi buku
setebal Farmakope, sekarang malah dijatuhi buku Excipient. Ini nih dampak dari
orang yang malas merapikan buku di rak bukunya.
“Ini pertanda aku harus berhenti
mengingat masa laluku. Tapi, apa aku perlu kabari dia kalau sebenarnya aku itu
kagum padanya ?” pikirku.
Entah apa yang mendorongku untuk
memberitahukan kepada dia kalau sebenarnya aku itu sangat kagum kepadanya,
dengan sikapnya, kewibawaannya. Walau dia termasuk orang yang memakai celana
gantung yang hampir sama dengan pria berjanggut diluar sana, walau aku agak gak
suka dengan hal itu, tapi aku tetap mengaguminya. Bagiku, akan terlihat lebih
rapih jika celana yang dia kenakan itu sampai mata kakinya. Akan Nampak lebih
rapi bagiku.
“Ahhhh…. Smsku tidak dibalas atau dia
sedang sibuk y ?”
Tilulittttilulitt….
“Ada sms. Apa sudah dibalas atau malah
sms dari orang lain ya ?” tanyaku dalam hati.
Dengan sigap, aku langsung membuka hp
dan membuka sms itu dan ternyata ? dia hanya menjawab, “dengan siapa ini ?”.
Ya Allah, sebegitu panjang sms yang ku
kirim, malah jawabannya hanya “dengan siapa ini ?” sakit, lebih sakit dari
putus dengan pacar. Tapi, wajar kalau dia menjawab dengan kata-kata seperti itu
soalnya aku sama sekali tidak mencantumkan nama dalam sms tadi.
Rasa senang menghampiriku seketika.
Rasanya setelah beberapa kali smsan dengannya, rasa senang itu sudah meluap
seketika. Melupakan kejadian pertengkaran dengan teman dekat barusan, keresahan
tadi, kemalasan tadi kini berubah menjadi ceria. Aku sangat bersyukur karena
orang yang selama ini aku kagumi ternyata sama sekali tidak cuek seperti yang
ku kira.
“Malam ini, tidur nyenyak lagi..”
gumamku dengan senang.
******
“Karena semalam, aku jadi tidur
nyenyak tanpa memikirkan laporan sama sekali”, gumamku.
Hari ini adalah hari dimana dimulai
lab pertama, bukan lab tapi simulasi. Rasanya agak membosankan karena sudah
bahannya kadaluarsa, sesak, rebut sana sini. Sama sekali tidak efisien.
“Sudah panas, banyak mulut yang
bicara, simulasinya gak efektif plus efisien” keluhku.
Ketika teringat lagi akan lamunan tadi
malam, rasanya semangat lagi. Entah ada aliran apa. Rasanya aku ingin meraih
sesuatu prestasi dimana membuat disekeliligku bangga. Termasuk dia. Pasti dia
bangga punya penggemar kayak aku yang meraih prestasi. Tapi, itu mungkin,
karena dia itu orangnya sama sekali tidak mudah untuk ditebak. Mungkin karena
aku sama sekali tidak mengenal dia.
“Aku mendukung jika dia akan menikah
ataupun pacaran dengan senior yang kabarnya dekat dan dia suka” gumamku dalam
hati.
“Aku juga bersyukur apabila dia
mendapatkan apa yang dia mau, apa yang dia inginkan, dan mendapatkan perempuan
yang selama ini dia ingin jadikan pendampingnya kelak” doaku.
Memang rasanya sesak ketika kita
mengetahui orang yang kita kagumi menyukai orang lain, tetapi, akan sangat
indah dan bahagia jika orang yang kita kagumi itu mendapatkan pendamping yang
selama ini dia inginkan.
KARENA AKU SADAR AKU
DITAKDIRKAN UNTUK MENGAGUMI ORANG SEPERTIMU
Kata-kata itulah yang selalu
memotivasiku untuk menerima keadaan ini. Aku sadar, aku bukanlah perempuan yang
pantas untuknya. Aku bukanlah ciri perempuan yang selama ini dia inginkan.
“Aku akan selalu membuatmu jadi
inspirasiku. Kewibaaanmu, kecerdasanmu adalah hal yang membuatku iri untuk
memilikimu. Aku ingin kau mendapatkan pendamping yang persis sama dengan
dirimu” doaku lagi.
Tak terasa air mata ini jatuh. Sadar akan
kekurangan yang dimiliki yang sangat berbeda jauh dengan dirinya. Dia adalah
inspirasiku. Aku akan mencapai cita-citaku, meraih prestasi dan membuat orang
disekelilingku, orang yang aku sayangi, orang yang menyayangiku dan dia menjadi
bangga telah mengenalku.
Mungkin cerita ini hanya jadi bahan
lelucon buat mereka yang tau. Tetapi, bagiku, ini adalah suatu motivasi dimana
kita tertarik akan satu hal dan menjadikannya acuan untuk berkarnya.
“Ini adalah arti dari mengagumi
seseorang. Inilah aku yang mengagumimu selama beberapa tahun ini” hatiku.
TO
BE CONTINUED
Created By Rahma Iriani Aslam
0 komentar:
Posting Komentar