Sabtu, 31 Mei 2014


AKU MENGAGUMIMU

          Jam telah menunjukkan pukul 15.00 WITA namun aku sama sekali belum menemukan hal yang ingin aku lakukan sekarang ini. Mungkin karena suasana hatiku sedang dalam kondisi buruk atau karena aku terlalu memikirkan banyak hal tanpa mengetahui apa orang itu juga memikirkanku. Inilah hidup yang penuh lika – liku kehidupan yang entah kedepannya belum bisa ditebak.
          Bruaakkkkkkk..
          Sesuatu mengenai kepalaku. Yah itu bukuku, namanya Farmakope Indonesia Edisi III terbit tahun 1979 dimana telah menjadi buku panutan dan teman malam para mahasiswa/mahasiswi farmasi.
          “Sakit…”rintihku.
          Entah apa yang tiba-tiba membawaku ke masa lalu. Apa karena tumbukan buku tadi atau hanya bayangan sepintas yang membuatku kembali ke masa awal masuk universitas ini. Masa dimana aku mulai mengagumi seseorang yang baru saja aku lihat tadi pagi.
          Dengan tangan memangku dagu, aku mulai mengingat masa-masa itu, dimana merupakan masa yang bagiku memalukan, lucu dan akan selalu aku ingat.
          Hmm.. tepatnya akhir tahun 2012 aku melihatnya. Tapi hanya sekilas karena dia begitu sibuk dengan urusannya. Entah karena aku ini mahasiswi baru dijurusannya atau karena apa sehingga dia sama sekali tidak melirikku sedikitpun.
          “Cuek sekali ya..” gumamku dalam hati.
          Dia adalah orang pertama yang membuatku terkesan, orang yang kenomor sekian yang ku kagumi difarmasi, tetapi, seiring berjalannya waktu, hanya dialah satu-satunya orang yang ku kagumi.
          “Lucu juga seniorku ini.. hehe..”tawaku kecil.
          Bagiku, dia adalah senior terkeren, tertampan, berwibawa, dan cirri-ciri lelaki idaman para perempuan lah. Sudah rapi, bersih, jalannya tegak, dan wajah juga sangat mendukung.
          “Betul-betul tipe pria idamanku… sayangnya, apa dia berpikir sama denganku ? apa dia juga punya rasa denganku ? Jawabannya tidak sama sekali. Kenal saja belum, apalagi suka. Orang yang seperti dia itu pasti menjaga pandangannya” pikirku.
           “kapan ya aku bisa ketemu dengan lelaki yang seperti dia ? lelaki yang betu-betul bisa jadi panutan dan mencontohkan yang baik ?” tanyaku dalam hati.
          Bruakkkk……
          “Aduh… sakit..” jeritku.
          Belum beberapa menit dijatuhi buku setebal Farmakope, sekarang malah dijatuhi buku Excipient. Ini nih dampak dari orang yang malas merapikan buku di rak bukunya.   
          “Ini pertanda aku harus berhenti mengingat masa laluku. Tapi, apa aku perlu kabari dia kalau sebenarnya aku itu kagum padanya ?” pikirku.
          Entah apa yang mendorongku untuk memberitahukan kepada dia kalau sebenarnya aku itu sangat kagum kepadanya, dengan sikapnya, kewibawaannya. Walau dia termasuk orang yang memakai celana gantung yang hampir sama dengan pria berjanggut diluar sana, walau aku agak gak suka dengan hal itu, tapi aku tetap mengaguminya. Bagiku, akan terlihat lebih rapih jika celana yang dia kenakan itu sampai mata kakinya. Akan Nampak lebih rapi bagiku.
          “Ahhhh…. Smsku tidak dibalas atau dia sedang sibuk y ?”
          Tilulittttilulitt….
          “Ada sms. Apa sudah dibalas atau malah sms dari orang lain ya ?” tanyaku dalam hati.
          Dengan sigap, aku langsung membuka hp dan membuka sms itu dan ternyata ? dia hanya menjawab, “dengan siapa ini ?”.
          Ya Allah, sebegitu panjang sms yang ku kirim, malah jawabannya hanya “dengan siapa ini ?” sakit, lebih sakit dari putus dengan pacar. Tapi, wajar kalau dia menjawab dengan kata-kata seperti itu soalnya aku sama sekali tidak mencantumkan nama dalam sms tadi.
          Rasa senang menghampiriku seketika. Rasanya setelah beberapa kali smsan dengannya, rasa senang itu sudah meluap seketika. Melupakan kejadian pertengkaran dengan teman dekat barusan, keresahan tadi, kemalasan tadi kini berubah menjadi ceria. Aku sangat bersyukur karena orang yang selama ini aku kagumi ternyata sama sekali tidak cuek seperti yang ku kira.
          “Malam ini, tidur nyenyak lagi..” gumamku dengan senang.
******
          “Karena semalam, aku jadi tidur nyenyak tanpa memikirkan laporan sama sekali”, gumamku.
          Hari ini adalah hari dimana dimulai lab pertama, bukan lab tapi simulasi. Rasanya agak membosankan karena sudah bahannya kadaluarsa, sesak, rebut sana sini. Sama sekali tidak efisien.
          “Sudah panas, banyak mulut yang bicara, simulasinya gak efektif plus efisien” keluhku.
          Ketika teringat lagi akan lamunan tadi malam, rasanya semangat lagi. Entah ada aliran apa. Rasanya aku ingin meraih sesuatu prestasi dimana membuat disekeliligku bangga. Termasuk dia. Pasti dia bangga punya penggemar kayak aku yang meraih prestasi. Tapi, itu mungkin, karena dia itu orangnya sama sekali tidak mudah untuk ditebak. Mungkin karena aku sama sekali tidak mengenal dia.
          “Aku mendukung jika dia akan menikah ataupun pacaran dengan senior yang kabarnya dekat dan dia suka” gumamku dalam hati.
          “Aku juga bersyukur apabila dia mendapatkan apa yang dia mau, apa yang dia inginkan, dan mendapatkan perempuan yang selama ini dia ingin jadikan pendampingnya kelak” doaku.
          Memang rasanya sesak ketika kita mengetahui orang yang kita kagumi menyukai orang lain, tetapi, akan sangat indah dan bahagia jika orang yang kita kagumi itu mendapatkan pendamping yang selama ini dia inginkan.
KARENA AKU SADAR AKU DITAKDIRKAN UNTUK MENGAGUMI ORANG SEPERTIMU
          Kata-kata itulah yang selalu memotivasiku untuk menerima keadaan ini. Aku sadar, aku bukanlah perempuan yang pantas untuknya. Aku bukanlah ciri perempuan yang selama ini dia inginkan.
          “Aku akan selalu membuatmu jadi inspirasiku. Kewibaaanmu, kecerdasanmu adalah hal yang membuatku iri untuk memilikimu. Aku ingin kau mendapatkan pendamping yang persis sama dengan dirimu” doaku lagi.
           Tak terasa air mata ini jatuh. Sadar akan kekurangan yang dimiliki yang sangat berbeda jauh dengan dirinya. Dia adalah inspirasiku. Aku akan mencapai cita-citaku, meraih prestasi dan membuat orang disekelilingku, orang yang aku sayangi, orang yang menyayangiku dan dia menjadi bangga telah mengenalku.
          Mungkin cerita ini hanya jadi bahan lelucon buat mereka yang tau. Tetapi, bagiku, ini adalah suatu motivasi dimana kita tertarik akan satu hal dan menjadikannya acuan untuk berkarnya.
          “Ini adalah arti dari mengagumi seseorang. Inilah aku yang mengagumimu selama beberapa tahun ini” hatiku.

TO BE CONTINUED

Created By Rahma Iriani Aslam


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Advertisement

Popular

POPULAR POSTS

Popular Posts

Recent Posts

Facebook Google Plus Instagram Youtube Channel

Text Widget